Rabu, 20 Maret 2013

makalah sejarah perkembangan akuntansi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat permasalahan dalam makalah ini yaitu “bagaimana sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari pertama kali muncul hingga sekarang?”

1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan tersebut yakni untuk mendapatkan gambaran yang pasti tentang sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari sejak dahulu hingga sekarang.
1.4 Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.      Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu akuntansi.
2.      Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.
3.      Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta generasi yang akan datang.

















BAB II
PEMBAHASAN
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
Tahun 1775   : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double entry.
Tahun 1800   : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825   : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850   : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900   : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925   : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
  1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
  2. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
  3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
  4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
  1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
  2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
  3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
  4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
  5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
  6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
  7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975   : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
  1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
  2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
  3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
  4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
  5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870.Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya.Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya  teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan.Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915.Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi.Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong.Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia.Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi.Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
2.1AKUNTANSI & DOUBLE ENTRY
Dalam sejarah literatur akuntansi konvensional banyak ditulis bahwa akuntansi pertama kalinya ditemukan oleh Lucas Pacioli (seorang pendeta Italia) dengan bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita. banyak ditulis bahwa akuntansi pertama kalinya ditemukan oleh Lucas Pacioli
Dalam sejarah literatur akuntansi konvensional banyak ditulis bahwa akuntansi pertama kalinya ditemukan oleh Lucas Pacioli (seorang pendeta Italia) dengan bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita. Buku ini diterbitkan pada tahun 1494 di Florence, Italia. Menurutnya, pencatatan transaksi tidak hanya mencatat pengaruhnya pada satu perkiraan saja tetapi juga di lakukan pencatatan pada perkiraan lain.
Pada mulanya, akuntansi merupakan catatan-catatan yang disimpan sebagai bagian dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-tuan tanah pada masa itu biasanya mengumpulkan pajak dari penduduk, di mana dana ini nantinya akan digunakan untuk keperluan pembangunan wilayahnya, di samping juga untuk kepentingan pribadi.
Laporan tentang pemungutan dan perolehan pajak ini biasanya dibuat oleh salah satu staf dari tuan tanah tersebut, catatan seperti ini juga biasanya dibuat oleh para pedagang yang berniaga ke daerah atau negeri lain, sebagai dasar atau pedoman dalam penghitungan besarnya keuntungan yang telah dihasilkan dari kegiatan perdagangannya.
Dalam sejarah literatur akuntansi konvensional banyak ditulis bahwa akuntansi pertama kalinya ditemukan oleh Lucas Pacioli (seorang pendeta Italia) dengan bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita.
Menurut Mattessich (1987), sistem pencatatan dengan menggunakan double entry sudah ada sebelum Lucas Pacioli menemukannya. Lucas Pacioli sendiri bahkan dalam bukunya mencatat bahwa apa yang ditulisnya tentang sistem pencatatan double entry adalah berdasarkan pada metode yang telah digunakan di Vanice, Italia (yang sudah sejak lama ada dan berkembang). Ia mengakui bahwa dirinya hanya menuliskan sebuah metode pencatatan pembukuan yang telah ada sejak ratusan tahun sebelumnya, dan sudah digunakan secara umum oleh para pedagang pada masa itu. Lucas Pacioli juga menyatakan bahwa bukan dirinyalah yang menemukan sistem pencatatan atau pembukuan berganda tersebut.
Littleton (1961) menyebutkan bahwa seluruh karakteristik dari sistem pencatatan double entry telah dikembangkan dari seratus tahun sebelum buku Lucas Pacioli muncul. Versi lamanya, Peragallo, menyebutkan bahwa orang pertama yang menulis tentang sistem pencatatan double entry adalah Benedetto Cortrugly, dengan bukunya yang berjudul Della Mercatua e del Mercante Perfetto, yang selesai ditulis pada tahun 1458 (tiga puluh enam tahun sebelum buku Lucas Pacioli muncul) dan diterbitkan pada tahun 1573.
Ada juga pihak yang beranggapan bahwa bahan-bahan mengenai sistem pencatatan double entry sesungguhnya telah ditemukan di Florence (Italia) pada tahun 1211, yaitu 283 tahun sebelum terbitnya buku Lucas Pacioli. Sejak  tahun itu, berkembanglah sistem pembukuan di Italia.
Akuntansi lahir di amerika, namun cikal bakalnya telah ada sejak orang-orang mulai mengenal pertukaran dan perdagangan, dan saat ini akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu entitas. Berikut akan dijelaskan secara ringkas apa sesungguhnya akuntansi itu.
Asal Istilah Akuntansi dan Pengertian Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa inggris, yaitu to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Kata akuntansi diserap dari kata accountancy yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan akuntan dalam menjalankan profesinya. Sebagai bidang pengetahuan, istilah yang umum digunakan adalam accounting yang memiliki pengertian yang lebih luas. Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.


Perekayasaan Penyediaan Jasa
Perekayasaan adalah suatu proses pemikiran untuk memilih seperangkat konsep, teknologi dan pendekatan untuk mencapai suatu tujuan. Akuntansi dikatakan sebagai bidang pengetahuan perekayasaan berarti bahwa akuntansi berkaitan dan berkepentingan dengan penentuan, pemilihan dan aplikasi konsep-konsep, metode, teknologi dan pendekatan untuk mencapai tujuan sosial tertentu dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya tempat akuntansi akan diterapkan.

Informasi Akuntansi
Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi pemakainya. Untuk menjadi informasi data harus mengandung nilai dan kualitas tertentu.

a.    Nilai Informasi
Nilai Informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan.
Jadi suatu informasi harus dapat :
1.      Menambah pengetahuan pengambil keputusan (masa sekarang dan masa mendatang).
2.      Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.
3.      Mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan prilaku (tindakan).
b.    Kualitas Informasi
Kualitas informasi berkaitan dengan intensitas informasi dalam memenuhi nilai informasi diatas. Kualitas yang tinggi akan memberi kepuasan (utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur utama pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif, nilai balikan, dan ketersediaan informasi pada waktunya. Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian, kenetralan, dan ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin diungkapkan.
Komparabilitas atas penyajian informasi merupakan kualitas kedua, dan menjadikan informasi lebih bermakna karena tendensinya dapat diinterpretasikan oleh para pemakai.  Agar komparabilias dapat dijalankan maka, perlakuan akuntansi untuk setiap periode harus konsisten.
c.    Sumber Informasi Perusahaan
a.       Penyedia Modal
Perusahaan menyediakan laporan keuangan, siaran pers (press release), pertemuan analis, dan buku fakta (fack book).Dari penyedia, perusahaan menerima informasi tentang kebenaran dalam pinjaman, usaha dalam penawaran sekuritas, dan kapasitas keuangan.
b.      Pelanggan
Perusahaan menyediakan informasi tentang kualitas produk/jasa dan menerima informasi tentang kelayakan kredit dan kualifikasi pelanggan.
c.       Masyarakat Umum
Perusahaan menyediakan informasi tentang , pengaruh lingkungan, pengaruh ketenagakerjaan, dan pembayaran pajak, serta menerima informasi tentang, kebijakan/aturan pajak, persyaratan ketenagakerjaan, kualitas udara/air dan batasan-batasan lingkungan.
d.      Pegawai
Perusahaan menyediakan informasi tentang, manfaat, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, serta menerima informasi tentang, surat referensi/kompetensi, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.

Menurut Baridwan (2000) praktek pembukuan tumbuh dan berkembang sejak orang-orang mulai mengenal pertukaran atau perdagangan. Sistem double entry terdokumentasi pada abad ke-15 dengan diterbitkannya tulisan Luca Pacioli. Pencatatan dilakukan di bawah sumpah. Pencatatan di bawah sumpah ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa, keberadaan standar yang didukung teori sangat penting untuk melandasi praktek-praktek akuntansi. Beberapa ahli sejarah ekonomi mengklaim bahwa, sistem pembukuan berpasangan merupakan sesuatu yang vital bagi perkembangan dan evolusi kapitalisme.
Beberapa alasan umum yang dikemukakan untuk menjelaskan peran pembukuan berpasangan dalam ekspansi ekonomi yang terjadi setelah abad pertengahan, yaitu:
1.      Menyumbangkan sikap baru dalam kehidupan ekonomi. Akuisisi dalam akuntansi didorong dan dikembangkan serta sistem tersebut memberikan ilham dalam pencarian profit yang rasional.
2.      Pembukuan yang sistematik mengembangkan keteraturan dalam akun dan organisasi suatu entitas. Sifat dualitas memungkinkan pengecekan akurasi; mekanisme dan objektivitasnya memungkinkan pencatatan kegiatan usaha secara teratur dan berkesinambungan.
3.      Sistem double entry memungkinkan pemisahan kepemilikan dan manajemen sehingga mendorong pertumbuhan entitas bisnis

2.2  AKUNTANSI & KAPITALISME

Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adannya klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital didalam perkembangan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan argumentasi sebagai berikut:
“organisasi modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak akan mungkin terjadi tanpa adana faktor penting di dalam perkembangannya : pemisahan bisnis dari rumah tangga dan berkaitan erat dengannya, pembukuan yang rasional”.
Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selajutnya di kenal sebagai tesis atau Argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa transfortasi aktiva mejadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkianan untuk seorang wirausahawan yang kapitalis untuk seorang wirausahawan yang kapitalisme untuk merencanakan, melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan berikut umumnyamuncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan berpasangan dalam ekspansi ekonomi.
1.      Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya sikap baru atas kehidupan ekonomi
2.      Semangat baru melakukan akuisisi ini di dukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3.      Pembukuan pencatatan berpasangan mengisinkan adanya organisasi yang sistematis.
4.      Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham gabungan.

Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke 16 sampai dengan abad-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan berpasangan untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya menggunakannya untuk mencatat suatu transaksi. Ia mengatakan :
“Sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberian kerangka kerja dimana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya dapat di atur, dikelompokkan, dan dikelompokkan ulang kembali.Sistem tidak dengan sendirinya menentukan rentang dari data yang harus dimasukkan kedalam satu aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam perguruan internal dan perguruan ulang data.

2.3  RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI

Sejarah akuntansi merupakan studi tentang evolusi pemikiran, praktik dan institusi akuntansi sebagai tanggapan terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan sosial. Sejarah skuntansi penting bagi padagogi atau pendidik, kebijakan, dan praktek akuntansi, karena memungkinkan untuk memahami kondisi kita dewasa ini dan untuk meramal atau mengendalikan masa depan. Dalam kaitannya dengan padagogi, sejarah akuntansi sangat membantu untuk memahami dan mengapresiasi bidang sains akuntansi dan evolusinya sebagai suatu sains sosial dengan lebih baik.
Dalam kaitanya dengan perspektif kebijakan, sejarah akuntansi dapat menjadi sarana penilaian yang lebih baik terhadap praktek yang berjalan melalui perbandingan dengan metode yang digunakan sebelumnya.
Sejarah akuntasi penting bagi pedidikan, kebijakan, dan praktek akuntansi. Sejarah memungkinkan kita untuk dapat “lebih baik memahami masa kini dan meramalkan atau mengendalikan masa depan kita:’
Berkaitan dengan pedidikan, sejarah akuntansi dapat sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntasi dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu pemikiran yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan dibawah ini :
Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada traadisi ang dikembangkan selama berabad-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang mereka miliki. Kedua, adanya inpor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting mungkin saja akan hilang, terpragmentasikan, atau dipelajari secara tidak sempurna didalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah di dukumentasikan dan digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memilliki keahlian sejarah. Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis dan interprestasi dari sejarah perkembangan pemmikiran dan praktik akuntansi, para emperis saat ini akan beresiko berdasarkan investigasi yang mereka lakukan pada kalim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar.
Berkaitan dengan praktek akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktek-praktek yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode yang pernah digunakan dimasa lalu.
Adapun definisi sejarah akuntansi adalah studi tentang evolusi pemikiran, praktek, dan institusi akuntansi sebagai tanggapan terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan sosial.

Beberapa pengaruh relevansi sejarah akuntansi dalam pendidikan, sbb:
  1. Suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dibangun selama beberapa abad mendidik anggotanya untuk menghargai warisan intelektual mereka,
  2. Yang didokumentasikan dan dibentuk oleh para ilmuwan yang memiliki keterampilan historis,
  3. Tanpa akses terhadap analisis dan interprestasi perkembangan historis dalam pemikiran dan praktek akuntansi.
Adapun bidang-bidang yang menjanjikan pengetahuan yang penting dalam sejarah akuntansi, sebagai berikut:
1.       Bidang Biografi, aspek utama pada pengaruh kunci terhadap konsep, praktek, dan institusi akuntansi;
2.       Bidang Sejarah Institusional, aspek utamanya pengaruh pada lingkungan sosial, ekonomi, dan politik;
3.       Bidang Perkembangan Pemikiran, aspek utamanya pada perkembangan dasar konseptual, dampak aliran pemikiran terhdap praktek, disiplin institusi, dll;
4.       Bidang Sejarah Umum, aspek utamanya tentang perkembangan akuntansi, penekanan pada tradisional;
5.       Bidang Sejarah Kritis, aspek utamanya menilai konteks konplik sosial, politik, ekonomi, dan interaksi institusional;
6.       Bidang Database Taksonoi dan Bibliografi, aspek utamanya sumber informasi yang utama, mendukung riset-riset kontemporer;
7.       Histiografi, aspek utamanya mengevaluasi riset sejarah akuntansi.

Jadi, Sejarah Akuntansi meningkatkan kemampuan orang yang tertarik dengan bidang akuntansi untuk membuat pertimbangan yang lebih luasdan dengan dasar yang lebih berinformasi. Sejarah akuntansi juga memungkinkan kita untuk menghubungkan sesuatu yang dipraktekkan di masa lalu dengan apa yang seharusnya dipraktekkan, dengan kata lain kaitan antara kenyataan sejarahdengan kenyataan positif dan normatif, suatu kaitan yang mendukung pandangan terhadap sejarah sebagai produk budaya yang diperoleh dalam konteks lingkungan sosial budaya, politik, ekonomi, dan temporal.

2.4  ISU-ISU AKUNTANSI

Konsep dari akuntansi universal atau dunia adala yang paling luas ruang lingkupnya.Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterma secara universal.Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.
Di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi internasional di anggap sebagai sebuah sistem universal yang dapat diterapkan disemua negara. Sebuah seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang beralaku umum (generally accepted accounting principles-GAAP) yang diterima diseluruh dunia, seperti yang berlaku di amerika serikat, akan dibentuk, praktik dan prinsip yang dikembangkan akan dapat diberlakukan diseluruh negara. Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi dari suatu sistem internasional.
Konsep dari akuntansi konpratif atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam akuntasi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan.
1.      Kesadaran akan adanya keragaman internasional didalam akuntansi perusahaan
2.      Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing negara.
3.      Kemapuan untuk menilai dammpak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan
Munculnya paradigma baru didalam akuntansi internasional memperluas kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi internasional. Sebagai akibatnya, konsep-konsep dan teori-teori akuntasni yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal sebagai berikut :
1.          Teori universal atau dunia
2.          Teori multinasional
3.          Teori konparatif
4.          Teori transaksi-transaksi internasional
5.          Teori transalasi
Masing-masing teori-teori di atas memberikan dasar atas pengembangan dari sebuah kerangka kerja konseptual untuk akuntansi internasional. Miskipin akan terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang akan lebih disukai
Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain sbb:
1.      Sistem hukum
Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.
2.      Sumber pendanaan
Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).
3.      Sistem perpajakan
Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan – aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.
4.      Profesi akuntan
Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut.Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan.Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.
5.      Inflasi
Di negara-negara dengan tingkat inlasi mencapai ratusan persen setiap tahun, seperti di Amerika Selatan, penggunaan metode general price level adjustment menjadi relevan mengingat adanya kebutuhan untuk menganalisis laporan keuangan secara lebih tepat dibandingkan tetap menggunakan historical cost.
6.      Teori Akuntansi
Teori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansi
seperti halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansi
mengatakan bahwa pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaian
atas kinerja yang wajar dari sebuah perusahaan jika akuntan diperbolehkan
untuk menggunakan judgment untuk memilih dan menampilkan angka-angka
tertentu. Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost information.
Salah satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi adalah
dengan disusunnya conceptual framework.
7.      Accidents of History
Sistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara yang bersangkutan.Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam penerapan metode tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih kurs.Kolonialisasi juga menyebabkan negara yang diduduki dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang mendudukinya.Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan suatu standar akuntansi di suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia.
Arti harmoni standar akuntansi
Istilah harmoni standar akuntansi sebagai kebaikan dari standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan dari pada standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapakan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komonikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.
Definisi dari harmonisasi tesebut dianggap lebih realistis dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk diterima dari pada standardisasi.Setiap negara asal memiliki kumpulan aturan, filosofi, dan sasarannya masing-masing di tingkat nasional, yang ditujukan pada perlindungan atau pengendalian dari sumber-sumber daya nasional.

Manfaat dari harmonisasi
Terdapat bermacam-macam keuntungan dai harmonisasi.
Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan akan mengurangi b iaya penyiapan untuk negara – negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standart akuntansi yang berlaku secara internasional.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatkan saling ketergantungan dari negara – negara didalam kaitannya dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standart akuntansi dan audityang berlaku secara internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan – perusahaan untuk memperoleh modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek – proyek dan pinjaman – pinjaman luar negeri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.


















DAFTAR PUSTAKA


Putra Astika, I.B. 2011.Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan Denpasar: Udayana University Press
Divisi Litbang Madcoms. 2005. Seri Panduan Lengkap Myob Accounting, Yogyakarta : Andi
Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Rosjidi. 1999. Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep, dan Struktur, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. 2007. Pengantar Akuntansi, Jakarta : Kencana
Situs :
http://www.rutgers.edu/Accounting/raw/fasb/public/index.html, September1999


1 komentar: